oleh : Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah
Suatu saat, Syaikh pernah ditanya :
كيف تصحح نية الطلب، خاصة في الجامعات والمدارس؟
Bagaimanakah cara/kiat untuk meluruskan niat belajar/menimba ilmu, terlebih khusus lagi bagi orang yang belajar di universitas atau madrasah-madrasah/sekolah Islam?
Beliau menjawab :
تصحح كما قال الإمام أحمد : أن ينوي بطلبه للعلم رفع الجهل عن نفسه وعن غيره، ويقصد به وجه الله والدار الآخرة، ويجاهد نفسه على هذا الأمر، وإذا كان يعطى مكافئات أو ما شابه فعليه أن يجاهد نفسه أيضاً، ولا يجعل همه الدنيا، بل يجعلها وسيلة لا غاية, ومن جاهد نفسه فإنه موعود بالهداية، قال الله سبحانه: (وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا) [العنكبوت:69]، وقال تعالى: (وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ) [العنكبوت:6]
Caranya meluruskannya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahmad, “Hendaklah dia meniatkan untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri dan dari orang lain.” Dan hendaklah dia meniatkan dalam belajar untuk mengharap wajah Allah dan -pahala dan keutamaan di- kampung akhirat. Hendaknya dia berjuang keras untuk menundukkan nafsunya dalam hal ini.
Apabila dia berikan mukafa’ah/gaji, beasiswa dan semacamnya, hendaklah dia juga bersungguh-sungguh dalam menundukkan jiwanya. Janganlah dia jadikan tujuan utamanya adalah dunia. Akan tetapi semestinya hal itu dia jadikan sebagai sekedar perantara, bukan tujuan. Barangsiapa berjuang keras menundukkan dirinya -di atas kebenaran- maka ia akan mendapat janji berupa curahan hidayah -dari Allah-.
Allah subhanahu berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan menuju keridhaan Kami.” (QS. al-‘Ankabut : 69)
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang berjihad/bersungguh-sungguh dalam membela agama, maka sesungguhnya dia itu berjuang demi kebaikan dirinya sendiri.” (QS. al-‘Ankabut : 6)